the peoples– Persediaan bahan bakar di SPBU BP-AKR di seluruh Indonesia akan habis pada akhir Oktober 2025. Sampai saat ini, hanya terdapat 1-2 SPBU yang masih menyediakan bahan bakar.
Akibatnya, sebanyak 700 karyawan berisiko di-PHK karena menurunnya penjualan bahan bakar minyak di pom bensin.
Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kementerian ESDM dan Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (1/10).
Saat ini mungkin hanya tersisa 1-2 SPBU kami saja, yang menjual BBM jenis gasoline atau bensin. Mungkin (persediaan BBM hanya) sampai akhir bulan ini,” ujar Vanda.
Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa hingga kini SPBU BP masih berupaya untuk bertahan hidup. Mulai dari menyesuaikan jam kerja hingga mengurangi pengeluaran operasional lainnya.
Dikarenakan kondisi persediaan bahan bakar minyak yang belum pulih, Vanda Laura menyatakan bahwa karyawan di berbagai lokasi SPBU hingga manajemen berisiko di-PHK.
Terlebih jika hingga akhir bulan belum ditemukan penyelesaian terbaik dalam proses pengadaan bahan bakar minyak di SPBU swasta.
“Kami telah menyesuaikan operasional. Bukan hanya jam kerja, tetapi juga biaya-biaya lain yang kami coba kurangi, sebelum kami terpaksa mengambil tindakan menganggurkan karyawan-karyawan kami,” ujar Vanda Laura.
“Dan ini memang tidak akan lama lagi, jika tidak ada solusi dalam waktu dekat. Namun kami berharap hari ini kami dapat melihat cahaya kecil. Saat ini kami belum melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan kami, tetapi hal itu bisa menjadi sebuah risiko,” tambahnya.
Di sisi lain, Vanda Laura memastikan bahwa perusahaan hingga saat ini telah melakukan berbagai langkah untuk meminimalkan dampaknya terhadap pelanggan.
“Maka kami tetap menjalankan operasional SPBU, melakukan koordinasi intensif dengan pemangku kepentingan, termasuk mengikuti petunjuk menteri ESDM pada tanggal 19 September lalu untuk bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga,” katanya.
