the peoples – Banyak orang mengalami hubungan sosial dengan rasa cemas yang berlebihan.
Kekhawatiran ini sering berakar pada kecemasan terus-menerus bahwa mereka akan dianggap mengganggu atau merepotkan orang lain. Rasa takut ini bisa menghambat kemampuan mereka.
Mengutip dari Geediting.com pada hari Kamis (2/10), psikologi mengungkapkan bahwa kekhawatiran tersebut biasanya tidak muncul dari perilaku yang benar-benar mengganggu.
Kecemasan lebih dipengaruhi oleh sifat-sifat internal yang kuat. Mari kita perhatikan tujuh sifat psikologis yang menjadi dasar dari kekhawatiran tersebut.
1. Kesadaran Diri yang Tinggi (Kesadaran Diri yang Mendalam)
Orang-orang yang takut mengganggu cenderung memperhatikan setiap kata yang mereka ucapkan, bahasa tubuh, serta intonasi suara mereka. Pengawasan diri yang berlebihan ini membuat mereka sangat peka terhadap hal-hal kecil. Sifat ini menjadikan mereka sebagai komunikator yang empatik dan sangat teliti.
Namun, pengawasan diri yang intens dapat menyebabkan tingkat kecemasan yang tinggi. Hal ini membuat mereka menjadi seseorang yang sering mengevaluasi seluruh tindakan dan perilaku mereka.
2. Empati yang Tinggi (High Empathy)
Sifat lain yang umum adalah kemampuan besar dalam merasakan perasaan orang lain. Mereka bisa mengenali isyarat kecil, seperti suara pelan atau pandangan singkat ke ponsel. Mereka sering menganggapnya sebagai tanda bahwa mereka mengganggu.
Ironisnya, perhatian yang mendalam ini membuat mereka menjadi sahabat dekat. Kekhawatiran mereka muncul dari rasa peduli yang besar.
3. Rasa Takut Ditolak (Fear of Rejection)
Kekhawatiran yang dirasakan sering muncul dari kepekaan berlebih terhadap tanda-tanda ketidaksetujuan. Mereka enggan menceritakan pengalaman karena takut dianggap membosankan. Orang ini juga takut mengirim pesan karena khawatir dianggap terlalu membutuhkan.
Bukan karena orang lain merasa mereka mengganggu, tetapi karena rasa takut yang mereka miliki. Rasa takut ini membuat mereka cenderung memahami segala sesuatu dengan pandangan negatif.
4. Kecenderungan untuk Terlalu Banyak Meminta Maaf (Tendency to Over-apologize)
Mereka memiliki kebiasaan meminta maaf terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dijadikan alasan untuk meminta maaf. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengurangi rasa ancaman sosial yang mereka alami. Mereka merasa perlu meminta maaf karena merasa telah mengambil tempat atau mengulang ucapan yang sudah disampaikan sebelumnya.
Dari perspektif psikologis, sikap ini mencerminkan tindakan yang aman. Hal ini merupakan cara untuk mengurangi kemungkinan penolakan.
5. Kebiasaan Menyempurnakan Diri di Sosial (Social Perfectionism)
Mereka menetapkan standar yang tidak masuk akal dalam interaksi sosial mereka sendiri. Mereka mengira bahwa setiap cerita harus menghibur, setiap candaan harus berhasil, dan setiap percakapan harus berjalan lancar. Ini merupakan pola yang dikenal sebagai perfeksionisme yang ditentukan oleh masyarakat.
Perilaku perfeksionis ini sangat berkaitan dengan rasa cemas dalam lingkungan sosial. Mereka merasa orang lain mengharapkan mereka tampil sempurna.
6. Kebiasaan Tinggi dalam Menghindari Perselisihan (Kemauan untuk Menyetujui)
Orang yang sangat sepakat (sangat menghargai keselarasan) selalu merasa cemas apakah kehadiran mereka bisa diterima. Mereka tidak ingin menimbulkan ketidaknyamanan dan berupaya menghindari perselisihan. Sifat ini membuat mereka sangat peka terhadap penerimaan dari orang lain.
Mereka mungkin memilih untuk tidak berbicara di tengah kelompok karena takut mengambil alih percakapan. Sifat ini justru membuat mereka menjadi seseorang yang menyenangkan.
7. Percakapan Internal yang Negatif (Negative Self-Talk)
Faktor terakhir yang signifikan adalah adanya kritikus internal yang sangat keras terhadap diri sendiri. Setelah berinteraksi, mereka selalu mengulang-ulang percakapan dan cenderung berpikir secara negatif. Pikiran ini sering kali memperbesar kelemahan yang dirasakan.
Psikologi mengungkapkan bahwa individu dengan ciri khas ini cenderung memperbesar kelemahan mereka. Hal ini sangat berkaitan erat dengan rasa cemas sosial dan tingkat harga diri yang rendah.
Merasa cemas tentang mengganggu orang lain memang sangat melelahkan secara emosional. Namun, psikologi menunjukkan bahwa hal ini merupakan efek samping dari sifat-sifat yang baik. Sifat seperti empati, kesadaran diri, dan keinginan untuk mencapai perdamaian adalah karakteristik yang luar biasa.
Sifat-sifat ini membuat Anda menjadi teman yang baik dan rekan kerja yang penuh perhatian. Kekhawatiran itu justru menunjukkan adanya rasa peduli yang mendalam dari Anda.