the peoples– Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mengklasifikasikan kejadian keracunan siswa sekolah setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis atau MBG di Kecamatan Kadugora Kabupaten Garut sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB. Selain menjadi yang kedua kalinya, jumlah korban yang banyak juga memerlukan penanganan yang intensif.
Pengambilan keputusan mengenai status KLB ini diumumkan setelah Bupati Garut bersama jajaran pejabat tinggi pratama dan Sekretaris Daerah (Sekda) mengadakan rapat darurat usai melakukan inspeksi di Puskesmas Kadungora.
“Baru saja kami mengadakan rapat bersama Pak Sekda, Bu Kadis, serta beberapa pejabat tinggi Pratama. Intinya adalah bahwa kita menegaskan kembali, karena kondisinya saat ini memerlukan penanganan khusus maka kita tetapkan sebagai KLB,” tegas Bupati Abdusy Syakur Amin.
Dengan ditetapkannya status KLB terhadap kejadian keracunan makanan MBG menurut Abdusy Syakur Amin, Pemkab Garut akan menjamin seluruh biaya penanganan dan perawatan para korban. “Artinya kemungkinan semua biaya tersebut akan kami tanggung melalui BTT (Belanja Tidak Terduga),” ujar Abdusy Syakur Amin.
Selain jaminan biaya, menurut Abdusy Syakur Amin, langkah-langkah luar biasa segera diperintahkan untuk memastikan semua korban mendapatkan perawatan medis. Pihaknya telah mengundang seluruh kepala desa untuk melakukan penjelajahan di wilayah masing-masing guna menemukan warga yang memiliki gejala agar segera menghubungi puskesmas untuk dijemput.
“Maka jangan sampai dianggap biasa saja, dianggap jauh, atau takut dengan biaya, sehingga mereka tidak segera ditangani dengan baik,” tegas Abdusy Syakur Amin.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh pihaknya menurut Abdusy Syakur Amin, jumlah total yang mendapatkan perawatan adalah 131 orang. Para korban luka dirawat di dua tempat, yaitu Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles.
Terdapat 131 orang yang menerima perawatan. Pembagian dilakukan di dua lokasi, yaitu di sini dan di Leles. Dari jumlah tersebut, tiga orang harus dirujuk ke rumah sakit karena membutuhkan penanganan yang lebih intensif, termasuk salah satunya adalah seorang balita,” ujar Abdusy Syakur Amin.
Mengenai dugaan sumber keracunan, Abdusy Syakur Amin hingga kini Pemkab masih menunggu hasil penelitian lanjutan. “Sebagai tindakan pencegahan dan langkah selanjutnya, tempat atau dapur yang diduga menjadi penyebab keracunan telah ditutup sementara oleh Pemkab Garut, mengingat jumlah korban yang cukup banyak,” jelas Abdusy Syakur Amin.
Ditegaskan oleh Abdusy Syakur Amin bahwa semua korban pasti telah mendapatkan perawatan medis dan saat ini dalam kondisi terkendali. Ia juga menyampaikan harapannya agar para korban luka segera pulih, serta terlihat beberapa pasien mulai menunjukkan peningkatan kondisi.
“Kami melihat beberapa orang tampak wajahnya mulai cerah, namun kami tetap melakukan pemantauan hingga 8 jam. Mungkin di tengah malam, dan saya berharap mereka bisa kembali ke rumah masing-masing. Tadi saya melihat beberapa orang sudah tersenyum, dan gejala seperti BAB-nya mulai berkurang,” ujar Abdusy Syakur Amin.