Hentikan Pelepasan Ikan Invasif ke Danau, Seperti Nila dan Mas

the peoples– Merayakan peringatan Hari Danau Dunia 2025, Menteri Lingkungan Hidup (Men-LH) Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan data yang mengkhawatirkan. Yakni, upaya perbaikan terhadap 15 danau prioritas belum mencapai hasil yang maksimal.

Secara khusus, ia menyoroti kehadiran ikan invasif di beberapa danau. Hanif menyatakan bahwa keberadaan ikan invasif tersebut membahayakan ikan endemik.

Meskipun kehadiran ikan lokal tetap penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem danau. Contoh penyebaran ikan asing yang baru-baru ini menjadi perhatian adalah ikan Red Devil (Amphilophus citrinellus) di Danau Toba.

“Ada orang yang ceroboh melepaskan ikan asing ke danau. Seharusnya melindungi ekologi, justru berisiko,” katanya saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional evaluasi pencapaian 15 danau prioritas nasional di Jakarta (1/10). Ia menyebutkan bahwa ikan asing yang membahayakan ekosistem di danau adalah nila dan ikan mas.

Ia menjelaskan bahwa ikan invasif tersebut mengancam ikan-ikan asli danau. Beberapa jenis ikan asli yang jumlahnya menurun adalah ikan wader. Hanif berharap seluruh pihak agar tidak melepaskan lagi ikan invasif ke dalam danau.

Selain itu, Hanif juga menyoroti terjadinya penumpukan sedimen di danau akibat proses pembangunan. Selanjutnya, kegiatan pertanian yang tidak terkendali di sekitar danau juga memberikan dampak buruk, seperti pencemaran dari pupuk dan bahan lainnya.

Menurutnya, terdapat pencemaran yang disebabkan oleh kandungan tertentu di danau, sehingga alga atau enceng gondok tumbuh secara berlebihan. “Tanaman ini mampu menghabiskan kadar oksigen dalam air,” katanya. Akibatnya, ikan dan makhluk hidup lainnya di danau mati.

Salah satu danau yang mengalami penyebaran enceng gondok adalah Danau Rawa Pening di Jawa Tengah. Untuk menangani permasalahan enceng gondok di tempat tersebut, diperlukan pembersihan puluhan hektar setiap hari secara bersamaan. Jika tidak dilakukan secara bersamaan, enceng gondok akan kembali tumbuh di lokasi lain.

Hanif menyebutkan bahwa secara tertulis, terdapat capaian positif dalam pengelolaan 15 danau prioritas di Indonesia.

“Tetapi terdapat laporan di media sosial, keadaan sebaliknya,” katanya.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kondisi 15 danau prioritas di Indonesia masih dalam keadaan darurat. Padahal, lebih dari 80 persen cadangan air bersih berada di danau-danau tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *